Halaman

Rabu, 24 November 2010

BUMI MERAJUK, MANUSIA MERATAP; sebuah renungan

BUMI MERAJUK, MANUSIA MERATAP

KECANTIKAN BUMI ADALAH MAUTKU
Al kisah dalam perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW untuk menerima perintah sholat yang merupakan kewajiban bagi umat Muslim. Dalam perjalanan yang sudah sampai di langit ketujuh, Nabi takjub dan terpesona melihat seseorang dengan memiliki wajah cantik nan rupawan. Kemudian bertanyalah Nabi kepada malaikat Jibril, siapakah gerangan perempuan yang memiliki kecantikan luar biasa itu wahai Jibril?. Malaikat Jibrilpun memberikan jawaban yang singkatnya, “Dia adalah gambaran bumi yang menjadi tempat kehidupan bagi makhluk-Nya, usianya sama dengan usia bumi, semakin tua semakin cantiklah dia”. Itulah gambaran bumi kedepan, yang nantinya semakin banyak perhiasan yang menempel di tubuhnya.
Kisah diatas memberikan sebuah renungan kepada kita manusia bahwa kecantikan bumi sekarang menunjukkan bahwa usianya semakin tua dan ini merupakan sebuah peringatan untuk berhati-hati dalam memperlakukannya jangan sampai menjadi maut bagi makhluk yang mendiaminya dan itu artinya salah satunya adalah kita manusia. Manusia menjadi faktor kunci disini karena dialah yang memiliki peran yang lebih diantara makhluk-makhluk lain. Selama ini manusia yang selalu menempelkan perhiasan di wajah bumi, yang mana sumber perhiasan itu juga berasal dari inti sari bumi.
Eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh manusia untuk mempertegas eksistensinya sebagai makhluk yang dominan terhadap makhluk-makhluk yang lain merupakan perwujudan dari ideologi/isme yang mereka anut. Manusia yang dinobatkan sebagai makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain karena dilengkapi dengan rasio atau nalar, menjadikan manusia lebih superior dari yang lainnya dan sering melakukan keseweng-wenangan terhadap kosmos yang kita diami ini. Ini buntut dari salah kaprahnya manusia terhadap eksistensinya di muka bumi ini.
Ekspansi yang dilakukan manusia terhadap makhluk lain, baik itu makhluk biotik maupun abiotik memberikan dampak akan penurunan nilai atau mengalami degradasi terhadap kualitas yang dimiliki oleh alam. Ini akan menjadi sebuah kerawanan bagi kelangsungan kehidupan makhluk yang ada di muka bumi juga akan menimbulkan kegoncangan dalam tata kehidupan bumi itu sendiri.
Manusia yang memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap alam dan makhluk lain seharusnya sadar akan datangnya bahaya yang mengancam kehidupannya. Manusia tidak bisa hidup tanpa air, tanpa tumbuhan, ataupun binatang dan hewan. Tetapi makhluk-makhluk ini bisa tetap ada tanpa adanya manusia, karena mereka tidak memiliki ketergantungan dari manusia. Manusia diciptakan dengan rasionya supaya berpikir bagaimana mengelola alam dan makhluk lain yang ada di alam ini saling memiliki keterkaitan yang erat (jaring-jaring kehidupan). Bukan menjadi makhluk pemangsa yang lebih buas dari binatang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia diharapkan akan menjadi alat atau media untuk mendukung daya hidup manusia dan makhluk lainnya, ternyata menjadi boomerang bagi manusia itu sendiri “senjata makan tuan”. Teknologi yang semakin canggih hanya sebuah alat yang akan meluluhlantahkan kehidupan makhluk-makhluk yang ada di bumi, tidak terkecuali manusia. Kita bisa berkacamata dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, perlombaan senjata antara blok barat (Amerika dan sekutunya) dan blok timur (Uni Soviet dan negara-negara Eropa timur) yang menjadi penyebab meletusnya perang dunia ke II. Akhir-akhir ini muncul lagi isu senjata nuklir, senjata biologi dan senjata kimia yang berteknologi tinggi dan merupakan senjata penghancur massa. Ini akan menjadi momok menakutkan dari kecanggihan teknologi yang di dukung oleh ilmu pengetahuan yang tidak bermoral, tidak pernah berpikir bagaimana dampak dari ciptaannya terhadap makhluk yang ada di bumi, yang ada di benak mereka adalah bagaimana melanggengkan kekuasaan.
Harusnya manusia sekarang semakin prihatin dan sadar dengan berbagai kejadian yang menimpa bumi, dari tragedy gempa bumi, gunung meletus, banjir dan wabah penyakit yang menimbulkan korban yang sangat banyak. Sadar bahwa bumi kita ini semakin tua, harus diperlakukan dengan arif, penuh kasih dan sayang. Bumi tidak lagi butuh perhiasan tapi butuh sentuhan kasih dari manusia, karena semakin kau tambahkan dengan perhiasan semakin dekatlah ia dengan sang pemilik-Nya. Ternyata kecantikan wajahmu adalah mautku, wahai bumiku sayang.
“kehalusan budi pekerti adalah kecantikan sejati, maka tanamlah ia dalam sanubari, semailah dalam nalarmu ” oleh Sufrin

KAPITALISME SEBUAH KEEGOISAN
Manusia sebagai makhluk pribadi (individu) sekaligus juga sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu memerlukan bantuan orang lain, lingkungan ataupun makhluk-makhluk lainnya. Manusia adalah makhluk yang paling lemah dan memiliki ketergantungan terhadap makhluk dan lingkungannya.
Tetapi kemudian, manusia yang dilengkapi dengan rasio dan qalbu memperdaya alam dan makhluk lainnya sehingga mereka menjadi dominan. Manusia untuk survive menggunakan segala potensinya untuk mencapai tujuannya. Makhluk paling egois yang ada di muka bumi ini adalah manusia, menggunakan segala cara tidak peduli halal atau haram, baik atau buruk, yang penting dapat hidup layak walaupun mengorbankan makhluk lain atau alam itu sendiri mereka lakukan. Dengan ego yang ada pada diri manusia di tambah dengan kemampuan nalar maka dikuasailah bumi ini. Dan pada titik tertentu adalah saling memangsa antara manusia satu dengan manusia lainnya. Sikap dan sifat ini adalah adalah sangat individualistik, mementingkan diri sendiri walaupun mengorbankan orang lain. Inti sari dari sebuah paham yang berkedok pemodal dan kebebasan (kapitalis dan liberalis).
Paham kapitalis adalah paham dimana individu diberikan ruang yang lebih luas untuk memanfaatkan sumber daya tanpa kontrol atau intervensi dari regulasi atau pemerintah. Individu diberikan kebebasan untuk melakukan eksploitasi sumber daya demi tercapainya tujuan yaitu profit sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia tidak lagi melihat kondisi dari lingkungan sekitarnya, tidak lagi memikirkan kelangsungan hidup dari makhluk yang mendiami bumi. Lingkungan dan makhluk lain merupakan wadah dan dijadikan objek dan sekaligus alat untuk mempertahankan hegemoninya. Alam dijadikan sebagai tempat eksploitasi tanpa berpikir dampak yang akan terjadi.
Kapitalisme pada dasarnya baik tetapi hanya pada kondisi tertentu, selanjutnya akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan. Ini terjadi karena faktor-faktor produksi yang digunakan hanya mengalir ke satu arah, yaitu pemilik modal, sedangkan yang lain hanya diberikan sebatas pada hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari (rata-rata hanya untuk makan) saja. Capital flow hanya untuk orang-orang borjuis. Inilah gap yang menganga lebar antara meraka kaum pemodal dan rakyat. Akhirnya, muncullah jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, “yang kaya semakin kaya dan yang miskin makin melarat”.

Nilai-nilai luhur yang dimiliki manusia telah redup di makan zaman,
manusia semakin mengagungkan rasionya
dan mempertuhankan benda-benda yang tak bernyawa,
materialitas dan hedonis adalah tujuan hidup,
hati semakin terkikis oleh budak nafsu yang merajai kehidupan.
Mata semakin terbelalak melihat kemolekan dari emas dan intanku,
nilai etika dan estetika semakin kabur di usianya yang semakin senja.
Maka, kemana lagi akan ku hadapkan wajah ini
yang rindu akan kasih dan sayang
Sufrin

Sepenggal puisi diatas mengandung makna bagaimana rindunya bumi terhadap perlakuan manusia yang penuh kelembutan dan sifat manusia yang beretika dan memiliki nilai estetika yang tinggi, dan rindu dengan manusia yang bertuhan akan yang menciptakan dan sekaligus juga manusia telah lupa akan Tuhan yang maha dahsyat ganjaran akan perbuatan yang dilakukan.
“Apa yang disediakan oleh alam cukup untuk memenuhi kebutuhan penghuninya, namun tidak akan cukup memenuhi kebutuhan seseorang yang rakus” oleh Mahatma Gandhi

GLOBALISASI dan GOMBALISASI
Kapitalisme dan liberalisme yang merupakan produk-produk dari negara-negara Eropa barat dan Amerika utara menimbulkan berbagai goncangan dalam tatanan kehidupan baik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bagi negara-negara lainnya. Ini terjadi karena intervensi yang luar biasa dari negara-negara pemodal tersebut, sehingga dalam tata nilai dari suatu bangsa atau negara ikut berubah. Negara yang mengadopsi paham ini juga mulai menikmati kelemahan dari isme yang mereka anut, Amerika serikat sebagai negara kapitalis terbesar mengalami krisis ekonomi sekarang.
Berkurangnya faktor produksi sebagai sumber kekuatan ekonomi negara-negara kapitalis mulai melirik negara-negara lain untuk dijadikan pemasok untuk kelangsungan kehidupan perekonomian mereka. Mereka mencari negara-negara yang kaya dengan sumber daya alam, dimana faktor-faktor produksi ini juga banyak terdapat di dunia ketiga atau negara-negara berkembang. Sejak zaman imperialisme kuno sampai sekarang (imperialisme modern) telah menancapkan kuku-kuku kekuasaan untuk menguasai sumber daya alam ini.
Setelah masa imperialisme kuno, dimana penjajahan terhadap negara lain telah dilarang maka mereka mencari model penjajahan yang lebih lunak dan moderat tetapi sangat mematikan. Penjajahan secara ideologi atau biasa dikenal dengan penjajahan non fisik adalah penjajahan dengan memaksakan ideologi dan paham yang dianut oleh negara kapitalis untuk di pakai oleh negara lain. Penjajahan model ini tidak melukai secara fisik, tetapi ideologi dan semua sendi kehidupan menjadi terombang-ambing oleh gelombang dahsyat kapitalis sehingga identitas diri pun bisa hilang. Dan akan berakhir dengan penguasaan sumber daya oleh mereka yang memiliki kekuasaan dan kekuatan oleh mereka yang kuat.
Globalisasi merupakan pandangan dimana negara di dunia ini merupakan satu-kesatuan yang utuh sehingga negara harus berada dalam satu tatanan, tidak ada sekat diantara negara yang satu dengan negara lain. Negara-negara di dunia tidak ada lagi batas pemisahnya, setiap negara bebas masuk ke negara lain yang pada akhirnya negara yang memiliki kemampuan dan kekuasaan yang akan berkuasa, yang lemah semakin tergilas oleh peradaban manusia itu sendiri. Sungguh ironis!!!
Inilah gombalisasi yang menjadi senjata mematikan dari negara yang telah mapan dari segi ekonomi dan politik. Dengan berbagai model kerja sama dan investasi ditawarkan, sehingga negara yang tidak memiliki kemampuan dengan tidak berpikir panjang tawaran itu ditanda-tangani. Kita di ayunkan oleh berbagai kata-kata manis sehingga terbuai, dan yang kita miliki hanyalah mimpi manis di siang bolong. Dan sumber daya yang dimiliki terkuras habis diangkut ke negara yang memiliki funding dan modal yang besar, tragis…
Janganlah terlena dengan kata-kata manis si pembual, karena di belakang itu menganga jurang untuk kamu… oleh Sufrin

KITA MILIK BUMI BUKAN KITA MEMILIKI BUMI
Munculnya berbagai kekhawatiran akan keberadaan bumi yang semakin tergilas oleh peradaban manusia itu sendiri melahirkan berbagai konsep tentang bagaimana menyelamatkan bumi. Dari berbagai sudut pandang dirumuskan formula untuk lebih memahami keberadaan bumi. Konsep yang sekarang sering di jadikan bahan kajian di universitas adalah Corporate Social Responsibility (CSR) atau Pertanggungjawaban sosial perusahaan. Dimana perusahaan memiliki andil di dalam menurunnya kualitas dan kuantitas bumi. CSR mengarahkan perusahaan untuk lebih dekat dan bertanggungjawab terhadap lingkungan. Corporat dalam aktivitas bisnisnya haruslah menginvestasikan sebagian modalnya untuk pembangunan masyarakat dan lingkungan.
Secara umum, Corporate Social Responsibility merupakan peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota komunitas untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memelihara, atau dengan kata lain merupakan cara perusahaan mengatur proses usaha untuk memproduksi dampak positif pada suatu komunitas, atau merupakan suatu proses yang penting dalam pengaturan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan kegiatan bisnis dari stakeholders baik secara internal (pekerja, shareholders, dan penanaman modal) maupun eksternal (kelembagaan pengaturan umum, anggota-anggota komunitas, kelompok komunitas sipil dan perusahaan lain).
Corporate yang dibangun haruslah memiliki nilai etika, etika yang berlandaskan pada nilai-nilai kebenaran absolut. Dan kebenaran yang dibangun haruslah dimulai dari pribadi manusia sebagai makhluk yang melakoni kehidupan. Bagaimanapun fondasi yang di bangun CSR kalau tidak dimulai dari individu, maka ini akan hanya menjadi sebuah angan atau mimpi semata.
Penanaman nilai pada setiap individu, apalagi di mulai sejak dini maka akan tertanam dalam jiwa dan setiap individu akan memahami eksistensinya sebagai manusia di muka bumi ini. Manusia sebagai individu menjadi sadar bahwa sebagai pribadi dia bebas tetapi ada sebuah kewajiban yang harus dilakukan untuk menjaga kelangsungan hidup makhluk yang ada di bumi. Dalam proses pembelajaran ini akan muncul manusia-manusia yang peka terhadap lingkungan.
Kebebasan individu dan keharusan universal ini menjadi pedoman utama untuk para pembelajar. Manusia akan mengetahui dimana dia bebas dan kapan melakukan keharusan universal. Ketika kondisi ini telah tercapai maka bentuk apapun yang dibangun untuk melindungi bumi akan dilaksanakan karena kesadaran setiap individu sudah ada. Sadar bahwa manusia adalah milik bumi bukan manusia yang memiliki bumi. Jangan lagi buat bumi merujuk, karena merajuknya bumi adalah ratapan bagi manusia dan makhluk lain. Bumi memerlukan belaian dan sentuhan yang halus, perlakukan seperti anak kecil yang di rawat dan di timang, karena kita ini suatu saat membutuhkan hasil dari bumi itu sendiri.
Janganlah pedulikan global wharming, tetapi pedulikan bumi…. Walhi

1 komentar:

  1. Playtech launches new US-based casino: Why can't we know it
    A leading 안산 출장안마 gaming 제주도 출장마사지 content provider, Playtech, has launched a new slot 남양주 출장샵 game, The Blackjack, on the casino floor. The 시흥 출장안마 game 밀양 출장안마 is designed to

    BalasHapus